Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fenomena Perpolitikan Indonesia




Saat kita di tanah air tercinta Indonesia ini, kita harus bersikap tegas pada perpolitikan yang ada di Indonesia karena bila tidak maka kita akan terbawa arus yang sangat deras. Bila berbicara mengenai politik telah lama sudah penjelasan politik oleh yang terdahulu, jelas bahwa suatu politik diciptakan untuk mengoptimalkan stabilitas tatanan suatu Negara, tumbuh dan berkembangnya aspek tersebut ditujukan untuk memberi nilai tambah (value added) bagi masukan (input)  dan Negara dalam mengisi dan membangun infrasutrktur dan suprastruktur politik yang merupakan prasyarat dan syarat bagi terwujudnya tujuan Nasional Negara Indonesia sebagaimana yang termaksud dalam alinea ke IV, Undang-Undang Dasar 1945. 

Ketika ditanya apakah politik tersebut? kebanyakan politik dalam pengertiannya sama dan dengan tujuan yang sama pula  tetapi cara dalam menggapainya itu yang berbeda, jadi politik ialah suatu tindakan yang terukur dimana tujuan dalam tindakan tersebut adalah untuk melanggengkan kekuasaan, sehingga jelas bahwa mereka saling keterkaitan satu sama lain. Para penonton di panggung seakan menahan nafas jika dalam suatu kebijakan disinyalir ada berbau politis karena masyarakat akan terbawa arus oleh politik yang baik bagi masyarakat atau justru sebaliknya untuk masyarakat, tetapi penulis yakin bahwa fenomena politik yang ada di indonesia sesungguhnya untuk percepatan pembangunan, kesejahteraan bangsa, dan mendukung pemerintahan dalam menciptakan masyarakat yang tertata dan stabil. 

Tujuan politik yang sehat dan dan sejahtera tertumpu harapan yang besar dari Bangsa dan Negara untuk tumbuh dan berkembangnya berbagai aspek kehidupan Negara, menurut Mochtar Kusumaatmadja jika politik tanpa hukumitu zalim, dan hukum tanpa politik itu lumpuh, telah jelas bahwa suatu politik tentunya sangat terkait dan saling berkaitan dengan hukum. Sama hal nya sebagai ilustrasi bahwa hukum itulah rel nya dan politik itulah kereta, jadi  dalam ilustrasi tersebut politik seharusnya mengedepankan hukum untuk  aktivitas dan dinamika dalam suatu negara, artinya hukum dan politik harus sama sejalan saling berkaitan sehingga tidak terjadi suatu ketimpangan. Dalam pelaksanaannya politik harus diselenggarakan dengan peraturan perundang undangan yang berlaku di Indonesia, dengan tatanan yang ideal, efisiensi, transparansi yang benar dalam suatu organisasi pemerintahan. 

Fenomena-fenomena politik yang ada di Indonesia acap kali menuai kontroversi mulai dari Ibu Kota, pemerintah daerah, hingga sederet lembaga-lembaga yang ada di Indonesia, yang sering disebut Trias Politika yaitu lembaga Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif. Lembaga ini memiliki badan kelengkapan serta sumber daya yang komprehensif dalam suatu Negara, tidak sedikit lembaga tersebut menuai kontroversi dari kalangan masyarakat karena ketidaksesuaian dalam hal kebijakan kepada masyarakat. Mereview kembali ekspansi politik ialah penodaan agama yang dilakukan oleh Ahok yang pada akhir keputusannya Ahok di penjara, semoga Indonesia menjunjung tinggi  hukum di Negara Indonesia tercinta ini. Namun dibalik itu semua penulis yakin Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang damai dan penuh cinta terhadap sesama dengan begitu Bangsa kita akan kuat jika bersatu karena itu lah semboyan Negara kita yaitu bhineka tunggal ika, walaupun kita berbeda dalam suku, ras, agama adat istiadat tetapi kita semua adalah Bangsa Indonesia, dengan begitu negara Indonesia adalah Negara yang patut diperhitungkan dalam kanca Dunia.

Indonesia adalah Negara yang besar, kaya akan sumber daya alam, rempah-rempah yang saat ini kita pakai sebagai racikan makanan, serta menjadikannya sebgai obat tradisional, suku, adat,serta agama yang berbagai macam di Indonesia. Bahkan Negara Jepang menyebut bahwa Indonesia adalah raksasa yang sedang tertidur artinya kita Bangsa Indonesia mempunyai peluang untuk bangun dari kelelapan untuk bangkit berdiri berpegangan satu sama lain berdasarkan perbedaan yang ada di Indonesia. Pandangan tentang perbedaan politik jangan hal itu menjadi bumerang bagi bangsa indonesia, jangan jadikan itu ancaman bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia, tetapi jadikan lah itu suatu langakah awal untuk menerima serta menghargai perbedaan pendapat. 

Nasionalisme kita bukanlah nasionalisme yang timbul dari kesombongan belaka maupun perbedaan dalam hal kekuasaan, tetapi nasionalisme merupakan kesetiaan tertinggi individu yang diberikan kepada Negara kebangsaan. Politik yang santai, politik yang optimal, politik yang relevan terhadap dinamika Bangsa menunjukkan pengaruh langsung terhadap tumbuhnya nasionalisme, fenomena keberagaman dalam perpolitikan bukan hanya ada di Indonesia di berbagi Negara menunjukkan pengaruh langsung terhadap nasionalisme, untuk itu penulis mengharapkan adanya pengaruh positif terhadap Destinasi Fenomena Perpolitikan Indonesia yang nantinya akan membawa Bangsa Indonesia pada kemakmuran bermasyarakat dan bernegara.

Selanjutnya masalah ini adalah tanggung jawab dari kita semua yaitu seluruh lapisan yang ada di masyarakat, perpolitikan yang ada di Indonesia tidak dapat diselesaikan secara cepat kalau tidak ada tindakan nyata dari kita semua untuk Negeri tercinta ini. Kita sebagai warga Negara Indonesia juga harus aktif dalam memberikan masukan, ide, agar kebijakan yang dikeluarkan dapat diterima oleh masyarakat luas. Sebenarnya kasus perselisihan dalam politik itu adalah perselisihan antar individu maupun golongan yang didasarkan karena masalah internal, politik hanya sebagai alat untuk mencapai kekuasaan mereka. 

Sedangkan hal yang terpenting untuk dapat mengubah situasi Bangsa Indonesia saat ini yaitu memperbaiki moral dan rasa kemanusiaan terhadap sesama, dengan memperbaiki moral maka tidak menutup kemungkinan perselisihan yang ada dapat teratasi, dengan begitu perpolitikan yang ada di Indonesia perlu memperhitungkan moral mereka dalam bertindak sehingga berbagai macam alasan untuk menjatuhkan akan menurunkan gejolak-gejolak politik di Negeri tercinta ini, penulis mengharapkan kepada pembaca, sudah saat nya pelurus Bangsa memperbaiki moral. Kalau tidak sekarang, kapan lagi. Dan kalau bukan kita, siapa lagi.

 Penulis Adalah Mahasiswa FISIPOL UNJA Jurusan Ilmu Pemerintahan

Post a Comment for "Fenomena Perpolitikan Indonesia"